PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM PERDAGANGAN ELEKTRONIK
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
pada Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
yang diampu oleh Ratna Yulia, SE., MM.
pada Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
yang diampu oleh Ratna Yulia, SE., MM.
Disusun oleh :
Ratna Ariani (212176)
Fita Aris Setianingrum (212178)
Putri Rahayu Ningsih (212179)
Shofa Rizqy Martita (212180)
Kelas : D
Jurusan/Prodi : Syari’ah/Ekonomi Islam
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat cepat
membuat banyak keuntungan, khususnya dalam bidang informasi. Semua informasi
baik dari luar maupun dalam negeri bisa kita
dapatkan dengan mudahnya, baik hal-hal yang baik maupun hal-hal yang bersifat
negatif.
Perkembangan teknologi ini seperti pisau bermata dua yang
bisa menguntungkan kita atau mencelakai kita, sehingga jika kita menggunakannya
dengan hati-hati dan cermat maka banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan
melalui teknologi tersebut, khususnya internet.
Internet yang selama ini kita manfaatkan sebagai alat
komunikasi jarak jauh seperti chatting atau berkirim email, ternyata fungsinya
tidak hanya sebatas itu saja, ada beberapa orang-orang yang kreatif yang
menggunakan teknologi ini untuk mencari penghasilan, seperti membuat toko
online.
Pada materi ini akan dibahas tentang bagaimana Perdagangan menggunakan media elektronik, sejarah dan informasi tentang perdagangan elektronik tersebut. Yang sebagaimana kita tahu bahwa perdagangan menggunakan media elektronik ini sangat banyak menguntungkan karena banyaknya pasar yang bisa kita dapatkan dari media ini mengingat pengguna internet ini bukan hanya dari Indonesia saja, melainkan dari berbagai negara baik negara besar maupun negara kecil.
Pada materi ini akan dibahas tentang bagaimana Perdagangan menggunakan media elektronik, sejarah dan informasi tentang perdagangan elektronik tersebut. Yang sebagaimana kita tahu bahwa perdagangan menggunakan media elektronik ini sangat banyak menguntungkan karena banyaknya pasar yang bisa kita dapatkan dari media ini mengingat pengguna internet ini bukan hanya dari Indonesia saja, melainkan dari berbagai negara baik negara besar maupun negara kecil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perdagangan elektronik?
2. Bagaimana pengelompokkan e-commerce?
3. Apa manfaat e-commerce?
4. Apa saja kendala e-commerce?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perdagangan Elektronik
Beberapa orang
mendefinisikan perdagangan elektronik (yang disebut juga e-commerce) dengan sangat sempit. Definisi sempit yang mereka
berikan hanya meliputi transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan
pelanggan dan pemasok, yang menghubungkan komputer mereka masing-masing melalui
Internet. Definisi yang sempit seperti ini mengartikan bahwa hanya
transaksi-transaksi yang melintas batas perusahaan saja yang dapat
diklasifikasikan sebagai e-commerce.
Jika suatu transaksi tetap berada di dalam batas perusahaan, orang-orang ini
akan menyebutnya sebagai transaksi bisnis
elektronik.[1]
Kita akan melihat
pandangan luas e-commerce, yaitu
bahwa e-commerce dapat memfasilitasi
operasi internal maupun eksternal perusahaan. Dengan pandangan ini, istilah bisnis
elektronik dan perdagangan elektronik akan sama. Banyak
operasi perusahaan adalah internal, dilaksanakan di dalam batas perusahaan oleh
bidang bisnis keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi, produksi,
pemasaran, dan lain-lain. Bisnis telah mengalami penyebaran secara fisik,
dengan pabrik yang berlokasi di berbagai daerah, atau bahkan di berbagai
negara. Bidang bisnis itu sendiri juga bertindak sebagai pemasok atau pelanggan
ke bidang-bidang organisasi yang lain. Dalam definisi luas kita ini, suatu
transaksi bisnis yang menggunakan akses jaringan, sistem berbasis komputer, dan
antar muka (interface) sebuah browser. Web akan memenuhi persyaratan
sebagai perdagangan elektronik (e-commerce).[2]
B. Pengelompokan
Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
Ada beberapa cara
pengelompokan transaksi e-commerce. Salah satunya adalah dengan melihat
sifat partisipan dalam transaksi e-commerce, antara lain:
1. Bussiness to consumere commerce (B2C) mencakup produk-produk
retail dan jasa untuk para konsumen individu.
2. Bussiness to bussiness e-commerce (B2B) mencakup penjualan
barang-barang dan jasa antar bisnis.
3. Consumere to consumere e-commerce (C2C) mencakup konsumen yang
menjual secara langsung kepada konsumen.
Cara lain
mengelompokkan transaksi e-commerce adalah berdasarkan koneksi para partisipan
ke web. Sampai saat ini, hampir semua transaksi e-commerce mengambil tempat
melalui jaringan. Sekarang telepon seluler dan perangkat digital genggam
lainnya telah memungkinkan pengaksesan internet sehingga bisa digunakan untuk
mengirim e-mail atau website.[3]
C. Sistem Interorganisasional
Kita telah mengetahui
bagaimana perusahaan dapat membuat hubungan elektronik dengan perusahaan lain
untuk menciptakan suatu sistem
interorganisasional (interorganizational system – IOS) sehingga semua
perusahaan bekerja bersama sebagai suatu unit yang terkoordinasi, meraih
manfaat yang tidak dapat diraih sendiri oleh setiap perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi disebut sekutu dagang, sekutu bisnis, atau aliansi bisnis. Kita mengenal
bahwa basis data SIM memuat data dari sistem pemrosesan transaksi maupun
lingkungan perusahaan. Beberapa data lingkungan dapat berasal dari sekutu
dagang IOS. Adapun manfaat dari IOS itu sendiri yaitu :
1.
Efisiensi
Komparatif
Dengan
bergabung dengan IOS, para sekutu dagang dapat memproduksi barang dan jasa
dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan, selanjutnya, memberikan barang
dan jasa dengan biaya yang lebih rendah kepada para pelanggannya.
a.
Efisiensi Internal, terdiri atas perbaikan dalam operasi-operasi
perusahaan itu sendiri, sehingga memungkinkan perusahaan mengumpulkan data
dengan cepat dan mengambil keputusan dengan cara yang lebih cepat lagi
b.
Efisiensi
Interorganisasional, meliputi
perbaikan-perbaikan yang diperoleh melalui kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan lain. Perbaikan ini memungkinkan perusahaan menawarkan
lebih banyak produk dan jasa, melayani lebih banyak pelanggan, memindahkan
pekerjaan-pekerjaan tertentu kepada pemasok dan pelanggan, dan mengumpulkan
data lingkungan dengan lebih mudah.
2. Kekuatan Penawaran
Kemampuan sebuah
perusahaan untuk menyelesaikan perselisihan dengan para pemasok dan
pelanggannya demi keuntungan perusahaan itu sendiri disebut dengan kekuatan penawaran (bargaining power).
Kekuatan ini di ambil dari tiga area dasar yaitu :
a. Fitur-fitur produk yang unik. Hubungan-hubungan
elektronik IOS memungkinkan perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih baik
kepada para pelanggannya dalam bentuk penempatan pesanan yang lebih mudah,
pengiriman yang lebih cepat, dan waktu respons yang lebih cepat dalam
permintaan informasi.
b. Menurunkan biaya-biaya yang berhubungan dengan penelitian. Dengan tergabung dalam suatu IOS, perusahaan dapat menurunkan biaya
“belanja” yang ditanggung oleh para pelanggannya dalam mencari pemasok, mengidentifikasikan
produk-produk alternatif, dan mendapatkan harga yang lebih murah.
c. Meningkatkan biaya perpindahan. Sebuah perusahaan ingin membuat mahal, baik itu biaya atau kemudahan, bagi
para pelanggannya untuk berpindah ke perusahaan pesaingnya.[4]
D. Manfaat-manfaat yang Diharapkan dari E-Commerce
Perusahaan melaksanakan
e-commerce untuk dapat mencapai
perbaikan organisasi secara keseluruhan. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan
merupakan hasil dari manfaat utama.
1. Perbaikan layanan
pelanggan sebelum, selama, dan setelah penjualan
2. Perbaikan hubungan
dengan pemasokan dan komunikasi keuangan
3. Peningkatan timbal balik ekonomis
atas pemegang saham dan investasi pemilik
Manfaat-manfaat di atas akan memberikan kontribusi
pada stabilitas keuangan perusahaan dan memungkinkannya bersaing dengan lebih
baik di dalam dunia bisnis yang semakin luas menerapkan teknologi komputer.
Ingat bahwa peningkatan laba tidak termasuk ke dalam manfaat yang diharapkan
dari e-commerce. Laba adalah hasil
dari sebuah organisasi yang mencapai tujuan e-commerce
adalah sarana pendukung yang kuat dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya.[5]
E. Kendala-kendala E-Commerce
Pada survei tahun 1996,
60% perusahaan yang memberikan respons menunjukan bahwa mereka belum
mengimplementasikan e-commerce dan
tidak memiliki rencana untuk melakukannya dalam waktu tiga tahun ke depan.
Bahkan pada tahun 2004, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa 2,3% dari
seluruh penjualan ritel kuartal keempat dilakukan dalam bentuk e-commerce. Perusahaan yang telah
mengimplementasikan sistem menggunakannya terutama untuk melakukan transaksi
dengan pemasok dan pelanggan (pada tingkat 90%), dan proses-proses utama yang
berhubungan dengan pesanan pembelian, transfer pembayaran, dan faktur.
Ketika ditanyakan
mengenai alesan dari kehati-hatiannya, perusahaan menyebutkan tiga kendala
yaitu :
1. Biaya yang tinggi
2. Kekhawatiran akan
masalah keamanan
3. Peranti lunak yang
belum mapan atau belum tersedia
Masing-masing kendala di atas akan semakin tertantang
seiring dengan semakin populernya teknologi dan sistem informasi. Biaya sumber
daya komputasi pada akhirnya akan menurun. Hukum Moore meramalkan penggandaan
kekuatan komputer setiap 18 bulan. Dengan berlipatnya kekuatan setiap 18 bulan,
biaya e-commerce akan menurun.
Ketika sebuah perusahaan merasa bahwa manfaat yang
diharapkan lebih besar dari pada biaya dan memutuskan untuk mengimplementasikan
e-commerce, perusahaan tersebut
menyadari bahwa implementasi yang akan dilakukan bias jadi merupakan suatu
pekerjaan yang besar. Rencana bisnis strategis akan membakukan komitmen untuk
menggunakan e-commerce guna meraih
keunggulan kompetitif. Perusahaan pertama-tama harus memperoleh kecerdasan
bisnis (business intelligence)
sehingga perusahaan tersebut akan dapat memahami peranan potensial yang akan
dimainkan oleh masing-masing unsur lingkungan, itulah Jalan Menuju E-Commerce.[6]
BAB III
PENUTUP
Perdagangan elektronik atau e-commerce adalah proses pembelian dan
penjualan barang – barang secara elektronik melalui transaksi bisnis
terkomputerisasi menggunakan internet atau teknologi jaringan digital lainnya. E-commerce
dikelompokkan menjadi tiga, antara lain: Bussiness to consummer (B2C), Bussiness
to bussines (B2B), dan Consummer to consummer (C2C). Adapun cara
lain untuk mengelompokkan transksi e-commerce adalah berdasarkan partisipan
yang secara fisik terkoneksi ke web.
Dalam perdagangan elektronik juga ada sistem interorganisasional yang memiliki tiga manfaat, yaitu : efisiensi komparatif yang terdiri
dari efisiensi internal dan efisiensi interorganisasional, serta kekuatan
penawaran yang memiliki tiga area dasar yaitu: fitur-fitur
produk yang unik, menurunkan biaya-biaya yang berhubungan dengan penelitian,
dan meningkatkan biaya perpindahan.
Manfaat-manfaat yang Diharapkan dari E-Commerce,
antara lain: perbaikan layanan pelanggan sebelum, selama, dan setelah penjualan;
perbaikan hubungan dengan pemasokan dan komunikasi keuangan; dan peningkatan
timbal balik ekonomis atas pemegang saham dan investasi pemilik.
Namun, perusahaan ini juga memiliki kendala, yaitu: biaya yang tinggi, kekhawatiran
akan masalah keamanan, dan peranti lunak yang belum mapan atau belum tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen,
Edisi VIII, Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004.
Raymond McLeod, Jr., George P. Schell, Sistem Informasi
Manajemen, Edisi X, Jakarta: Salemba Empat, 2008.
[1] Raymond
McLeod, Jr., George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi X,
Jakarta: Salemba Empat, 2008, hlm., 59
[2] Ibid, hlm., 60
[3] Kenneth C.
Laudon, Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen, Edisi VIII, Yogyakarta:
Andi Yogyakarta, 2004, hlm., 163
[4] Raymond
McLeod, Jr., George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi X, Jakarta:
Salemba Empat, 2008, hlm., 66-67
[5] Ibid, hlm., 61
[6] Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar