jam berapa yahhh? :O

Senin, 05 Mei 2014

Sistem Informasi Manajemen "PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERDAGANGAN ELEKTRONIK"



PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM PERDAGANGAN ELEKTRONIK
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
pada Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
yang diampu oleh Ratna Yulia, SE., MM.








Disusun oleh :
Ratna Ariani                          (212176)
Fita Aris Setianingrum         (212178)
Putri Rahayu Ningsih           (212179)
Shofa Rizqy Martita             (212180)

Kelas : D
Jurusan/Prodi : Syari’ah/Ekonomi Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat banyak keuntungan, khususnya dalam bidang informasi. Semua informasi baik dari luar maupun dalam negeri bisa kita dapatkan dengan mudahnya, baik hal-hal yang baik maupun hal-hal yang bersifat negatif.
Perkembangan teknologi ini seperti pisau bermata dua yang bisa menguntungkan kita atau mencelakai kita, sehingga jika kita menggunakannya dengan hati-hati dan cermat maka banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan melalui teknologi tersebut, khususnya internet.
Internet yang selama ini kita manfaatkan sebagai alat komunikasi jarak jauh seperti chatting atau berkirim email, ternyata fungsinya tidak hanya sebatas itu saja, ada beberapa orang-orang yang kreatif yang menggunakan teknologi ini untuk mencari penghasilan, seperti membuat toko online.
Pada materi ini akan dibahas tentang bagaimana Perdagangan menggunakan media elektronik, sejarah dan informasi tentang perdagangan elektronik tersebut. Yang sebagaimana kita tahu bahwa perdagangan menggunakan media elektronik ini sangat banyak menguntungkan karena banyaknya pasar yang bisa kita dapatkan dari media ini mengingat pengguna internet ini bukan hanya dari Indonesia saja, melainkan dari berbagai negara baik negara besar maupun negara kecil.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa itu perdagangan elektronik?
2.    Bagaimana pengelompokkan e-commerce?
3.    Apa manfaat e-commerce?
4.    Apa saja kendala e-commerce?


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Perdagangan Elektronik
Beberapa orang mendefinisikan perdagangan elektronik (yang disebut juga ­e-commerce) dengan sangat sempit. Definisi sempit yang mereka berikan hanya meliputi transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan dan pemasok, yang menghubungkan komputer mereka masing-masing melalui Internet. Definisi yang sempit seperti ini mengartikan bahwa hanya transaksi-transaksi yang melintas batas perusahaan saja yang dapat diklasifikasikan sebagai e-commerce. Jika suatu transaksi tetap berada di dalam batas perusahaan, orang-orang ini akan menyebutnya sebagai transaksi bisnis elektronik.[1]
Kita akan melihat pandangan luas e-commerce, yaitu bahwa e-commerce dapat memfasilitasi operasi internal maupun eksternal perusahaan. Dengan pandangan ini, istilah bisnis elektronik dan perdagangan elektronik akan sama. Banyak operasi perusahaan adalah internal, dilaksanakan di dalam batas perusahaan oleh bidang bisnis keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi, produksi, pemasaran, dan lain-lain. Bisnis telah mengalami penyebaran secara fisik, dengan pabrik yang berlokasi di berbagai daerah, atau bahkan di berbagai negara. Bidang bisnis itu sendiri juga bertindak sebagai pemasok atau pelanggan ke bidang-bidang organisasi yang lain. Dalam definisi luas kita ini, suatu transaksi bisnis yang menggunakan akses jaringan, sistem berbasis komputer, dan antar muka (interface) sebuah browser. Web akan memenuhi persyaratan sebagai perdagangan elektronik (e-commerce).[2]

B.  Pengelompokan Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
       Ada beberapa cara pengelompokan transaksi e-commerce. Salah satunya adalah dengan melihat sifat partisipan dalam transaksi e-commerce, antara lain:
1.    Bussiness to consumere commerce (B2C) mencakup produk-produk retail dan jasa untuk para konsumen individu.
2.    Bussiness to bussiness e-commerce (B2B) mencakup penjualan barang-barang dan jasa antar bisnis.
3.    Consumere to consumere e-commerce (C2C) mencakup konsumen yang menjual secara langsung kepada konsumen.
       Cara lain mengelompokkan transaksi e-commerce adalah berdasarkan koneksi para partisipan ke web. Sampai saat ini, hampir semua transaksi e-commerce mengambil tempat melalui jaringan. Sekarang telepon seluler dan perangkat digital genggam lainnya telah memungkinkan pengaksesan internet sehingga bisa digunakan untuk mengirim e-mail atau website.[3]

C.   Sistem Interorganisasional
Kita telah mengetahui bagaimana perusahaan dapat membuat hubungan elektronik dengan perusahaan lain untuk menciptakan suatu sistem interorganisasional (interorganizational system – IOS) sehingga semua perusahaan bekerja bersama sebagai suatu unit yang terkoordinasi, meraih manfaat yang tidak dapat diraih sendiri oleh setiap perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi disebut sekutu dagang, sekutu bisnis, atau aliansi bisnis. Kita mengenal bahwa basis data SIM memuat data dari sistem pemrosesan transaksi maupun lingkungan perusahaan. Beberapa data lingkungan dapat berasal dari sekutu dagang IOS. Adapun manfaat dari IOS itu sendiri yaitu :
1.    Efisiensi Komparatif
Dengan bergabung dengan IOS, para sekutu dagang dapat memproduksi barang dan jasa dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan, selanjutnya, memberikan barang dan jasa dengan biaya yang lebih rendah kepada para pelanggannya.
a.    Efisiensi Internal, terdiri atas perbaikan dalam operasi-operasi perusahaan itu sendiri, sehingga memungkinkan perusahaan mengumpulkan data dengan cepat dan mengambil keputusan dengan cara yang lebih cepat lagi
b.    Efisiensi Interorganisasional, meliputi perbaikan-perbaikan yang diperoleh melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain. Perbaikan ini memungkinkan perusahaan menawarkan lebih banyak produk dan jasa, melayani lebih banyak pelanggan, memindahkan pekerjaan-pekerjaan tertentu kepada pemasok dan pelanggan, dan mengumpulkan data lingkungan dengan lebih mudah.

2.    Kekuatan Penawaran
Kemampuan sebuah perusahaan untuk menyelesaikan perselisihan dengan para pemasok dan pelanggannya demi keuntungan perusahaan itu sendiri disebut dengan kekuatan penawaran (bargaining power). Kekuatan ini di ambil dari tiga area dasar yaitu :
a.    Fitur-fitur produk yang unik. Hubungan-hubungan elektronik IOS memungkinkan perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya dalam bentuk penempatan pesanan yang lebih mudah, pengiriman yang lebih cepat, dan waktu respons yang lebih cepat dalam permintaan informasi.
b.    Menurunkan biaya-biaya yang berhubungan dengan penelitian. Dengan tergabung dalam suatu IOS, perusahaan dapat menurunkan biaya “belanja” yang ditanggung oleh para pelanggannya dalam mencari pemasok, mengidentifikasikan produk-produk alternatif, dan mendapatkan harga yang lebih murah.
c.    Meningkatkan biaya perpindahan. Sebuah perusahaan ingin membuat mahal, baik itu biaya atau kemudahan, bagi para pelanggannya untuk berpindah ke perusahaan pesaingnya.[4]




D.  Manfaat-manfaat yang Diharapkan dari E-Commerce
Perusahaan melaksanakan e-commerce untuk dapat mencapai perbaikan organisasi secara keseluruhan. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan merupakan hasil dari manfaat utama.
1.    Perbaikan layanan pelanggan sebelum, selama, dan setelah penjualan
2.    Perbaikan hubungan dengan pemasokan dan komunikasi keuangan
3.    Peningkatan timbal balik ekonomis atas pemegang saham dan investasi pemilik
Manfaat-manfaat di atas akan memberikan kontribusi pada stabilitas keuangan perusahaan dan memungkinkannya bersaing dengan lebih baik di dalam dunia bisnis yang semakin luas menerapkan teknologi komputer. Ingat bahwa peningkatan laba tidak termasuk ke dalam manfaat yang diharapkan dari e-commerce. Laba adalah hasil dari sebuah organisasi yang mencapai tujuan e-commerce adalah sarana pendukung yang kuat dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.[5]

E.  Kendala-kendala E-Commerce
Pada survei tahun 1996, 60% perusahaan yang memberikan respons menunjukan bahwa mereka belum mengimplementasikan e-commerce dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya dalam waktu tiga tahun ke depan. Bahkan pada tahun 2004, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa 2,3% dari seluruh penjualan ritel kuartal keempat dilakukan dalam bentuk e-commerce. Perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem menggunakannya terutama untuk melakukan transaksi dengan pemasok dan pelanggan (pada tingkat 90%), dan proses-proses utama yang berhubungan dengan pesanan pembelian, transfer pembayaran, dan faktur.
Ketika ditanyakan mengenai alesan dari kehati-hatiannya, perusahaan menyebutkan tiga kendala yaitu :
1.    Biaya yang tinggi
2.    Kekhawatiran akan masalah keamanan
3.    Peranti lunak yang belum mapan atau belum tersedia
Masing-masing kendala di atas akan semakin tertantang seiring dengan semakin populernya teknologi dan sistem informasi. Biaya sumber daya komputasi pada akhirnya akan menurun. Hukum Moore meramalkan penggandaan kekuatan komputer setiap 18 bulan. Dengan berlipatnya kekuatan setiap 18 bulan, biaya e-commerce akan menurun.
Ketika sebuah perusahaan merasa bahwa manfaat yang diharapkan lebih besar dari pada biaya dan memutuskan untuk mengimplementasikan e-commerce, perusahaan tersebut menyadari bahwa implementasi yang akan dilakukan bias jadi merupakan suatu pekerjaan yang besar. Rencana bisnis strategis akan membakukan komitmen untuk menggunakan e-commerce guna meraih keunggulan kompetitif. Perusahaan pertama-tama harus memperoleh kecerdasan bisnis (business intelligence) sehingga perusahaan tersebut akan dapat memahami peranan potensial yang akan dimainkan oleh masing-masing unsur lingkungan, itulah Jalan Menuju E-Commerce.[6]












BAB III
PENUTUP
Perdagangan elektronik atau e-commerce adalah proses pembelian dan penjualan barang – barang secara elektronik melalui transaksi bisnis terkomputerisasi menggunakan internet atau teknologi jaringan digital lainnya. E-commerce dikelompokkan menjadi tiga, antara lain: Bussiness to consummer (B2C), Bussiness to bussines (B2B), dan Consummer to consummer (C2C). Adapun cara lain untuk mengelompokkan transksi e-commerce adalah berdasarkan partisipan yang secara fisik terkoneksi ke web.
Dalam perdagangan elektronik juga ada sistem interorganisasional yang memiliki tiga manfaat, yaitu : efisiensi komparatif yang terdiri dari efisiensi internal dan efisiensi interorganisasional, serta kekuatan penawaran yang memiliki tiga area dasar yaitu: fitur-fitur produk yang unik, menurunkan biaya-biaya yang berhubungan dengan penelitian, dan meningkatkan biaya perpindahan.
Manfaat-manfaat yang Diharapkan dari E-Commerce, antara lain: perbaikan layanan pelanggan sebelum, selama, dan setelah penjualan; perbaikan hubungan dengan pemasokan dan komunikasi keuangan; dan peningkatan timbal balik ekonomis atas pemegang saham dan investasi pemilik.
Namun, perusahaan ini juga memiliki kendala, yaitu: biaya yang tinggi, kekhawatiran akan masalah keamanan, dan peranti lunak yang belum mapan atau belum tersedia.

DAFTAR PUSTAKA
Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen, Edisi VIII, Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004.
Raymond McLeod, Jr., George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi X, Jakarta: Salemba Empat, 2008.


[1] Raymond McLeod, Jr., George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi X, Jakarta: Salemba Empat, 2008, hlm., 59
[2] Ibid, hlm., 60
[3] Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon, Sistem Informasi Manajemen, Edisi VIII, Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004, hlm., 163
[4] Raymond McLeod, Jr., George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Edisi X, Jakarta: Salemba Empat, 2008, hlm., 66-67
[5] Ibid, hlm., 61
[6] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar