jam berapa yahhh? :O

Senin, 05 Mei 2014

Filsafat Ilmu "Konsep dan Teori"



KONSEP dan TEORI

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Ketika mendengar istilah filsafat maka yang terbayangkan dalam benak pikiran adalah ibarat “monster” yang seram dimana kita akan kesulitan dalam mengerti, memahami, filsafat itu sendiri. Jika kita mau melihat sebenarnya filsafat merupakan lahir dari kehidupan sehari-hari dan kita melaluinya. Permasalahan yang berada dalam filsafat menyangkut pertanyaan, pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan yang logis antara ide-ide yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan empiris.
Perkembangan zaman berlangsung begitu cepat. Masyarakat berjalan secara dinamis mengiringi perkembangan zaman tersebut. Seiring dengan hal itu, sebelum membahas lebih dalam tentang filsafat ilmu, maka kita harus mengetahui tentang apa itu konsep dan apa itu teori.
Oleh karena itu, penulis bermaksud memaparkan tentang konsep dan teori dalam ilmu pengrtahuan itu sendiri.

B.  Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu:
1.    Apa yang dimaksud dengan konsep dan bagaimana penjabarannya?
2.    Apa itu teori?
3.    Bagaimana paparan-paparan tentang teori itu sendiri?








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Konsep Ilmu
Dalam setiap ilmu pengetahuan, terjadi pemilihan gejala-gejala yang akan dipelajari. Terhadap gejala itu, dalam penelitian dilakukan abstraksi. Abstraksi merupakan proses atau hasil generalisasi dengan mengurangi isi informasi konsep atau fenomena yang dapat diamati, biasanya dalam mempertahankannnya hanya informasi yang relevan dipakai untuk tujuan tertentu.[1]
Sifat-sifat tertentu yang dikesampingkan biasanya adalah gejala-gejala yang nantinya tidak akan menjadi bagian dari objek yang diteliti. Aspek yang dikesampingkan itu mungkin saja dalam penelitian lain justru menjadi sasaran utama untuk diteliti. 
Hal-hal tertentu yang akan menjadi pusat pembicaraan dalam penelitian, harus diberi nama dengan istilah-istilah tertentu. Istilah-istilah yang merujuk pada gejala-gejala atau aspek-aspek yang akan diteliti disebut dengan konsep atau pengertian. Setiap istilah harus diberi pengertian sejelas mungkin. Setelah semua konsep dijelaskan pengertiannya, maka akan menjadi bagian dari bahasan ilmiah, dan menjadi bagian dari perbendaharaan cabang ilmu pengetahuan tertentu. 
Konsep-konsep berupa hasil pemikiran para ilmuwan. Dengan kata lain, hasil pemikiran dikomunikasikan dengan menggunakan konsep-konsep yang sudah diterima pengertiannya dalam cabang ilmu yang bersangkutan.
Konsep merupakan lambang dari segi-segi tertentu dalam kehidupan manusia dan digunakan untuk mengomunikasikan pikiran-pikiran dan hasil- hasil penelitian dalam ilmu-ilmu pengetahuan. Penggunaan konsep mempermudah komunikasi karena dengan pengertian singkat, suatu pemikiran yang panjang dan berbelit-belit dapat dilambangkan. Hal itu dapat dilakukan berkat adanya proses abstraksi dan adanya kesepakatan pihak-pihak yang menggunakan konsep itu mengenai apa yang dilambangkan oleh konsep-konsep tersebut.[2]
Dengan demikian, seseorang yang hendak menekuni suatu cabang ilmu tertentu mutlak harus menguasai konsep-konsep yang digunakan dalam ilmu pengetahuan tersebut.
Dengan kata lain, jika seseorang ingin mempelajari suatu ilmu pengetahuan, dia harus menguasai conceptual system (sistem konsep) yang digunakan dalam ilmu itu. Jadi, di dalam kita mempelajari filsafat ilmu, salah satu konsep yang harus Anda kuasai adalah cabang cabang filsafat ilmu. Yaitu, ontologi, epistemologi dan aksiologi.

B.  Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan Teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.[3]

A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.”
Di dalam definisi ini terkandung tiga konsep penting
Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori memperlihatkan hubungan antarvariabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan. (Kerlinger (1973:9))
Ismaun (2001:32) mengemukakan bahwa teori adalah pernyataan yang berisi kesimpulan tentang adanya keteraturan subtantif.[4]
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.[5] Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.
Perlu diketahui bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti kadang-kadang bisa dalam membedakan teori dan ideologi. Terdapat kesamaan diantara keduanya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat merupakan bagian dari ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme secara keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku hewan).
Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan (misalnya: apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan. Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terobservasi. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.[6]















BAB III
PENUTUP

Konsep merupakan lambang dari segi-segi tertentu dalam kehidupan manusia dan digunakan untuk mengomunikasikan pikiran-pikiran dan hasil- hasil penelitian dalam ilmu-ilmu pengetahuan. Penggunaan konsep mempermudah komunikasi karena dengan pengertian singkat, suatu pemikiran yang panjang dan berbelit-belit dapat dilambangkan. Sedangkan teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu.
Demikianlah makalah ini kami tulis sebagai syarat untuk mencapai nilai terbaik dalam mata kuliah Filsafat Ilmu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca atas isi dari makalah ini agar kami bisa menulis dengan lebih baik lagi dimasa yang akan datang, sebab pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan wassalam.












DAFTAR PUSTAKA
John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage, 1993)
Jujun S. Suriasumantri, (1982), Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Sinar Harapan.
Moh. Nazir, (1983), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
W.L Neuman, Social Research Methods: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage, 2003)
http://www.kumpulanistilah.com/2012/09/pengertian-abstraksi.html diakses tanggal 16 September 2013 pukul 18.22 WIB
http://www.bangmu2.com/2013/04/arti-penting-konsep-dalam-ilmu.html diakses tanggal 16 September 2013 pukul 18.17 WIB


[1] http://www.kumpulanistilah.com/2012/09/pengertian-abstraksi.html diakses tanggal 16 September 2013 pukul 18.22 WIB
[2] http://www.bangmu2.com/2013/04/arti-penting-konsep-dalam-ilmu.html diakses tanggal 16 September 2013 pukul 18.17 WIB
[3] John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage, 1993) hal., 120
[4] W.L Neuman, Social Research Methods: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage, 2003) hal., 42
[5] Ibid, hal., 120
[6] W.L Neuman, Social Research Methods: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage, 2003) hal., 42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar