ANALISIS USULAN INVESTASI
DAN METODE PENILAIAN INVESTASI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Keuangan
Pengampu: Siti Amaroh, SE, M.Si
Mata Kuliah: Manajemen Keuangan
Pengampu: Siti Amaroh, SE, M.Si
Disusun oleh :
Shofa Rizqy Martita (212180)
Maulana Iqbal Fammi (212196)
Ahmad Khoiruddin Na’is (212197)
Siti Yulaikah (212207)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / EKONOMI ISLAM
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pengeluaran untuk investasi di negara sedang
berkembang memegang peranan penting sebagai driven pertumbuhan ekonomi.
Todaro (2000) dalam Sadono Sukirno (2003) mengatakan bahwa pertumbuhan
merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi pada hampir semua negara dewasa
ini. Dari beberapa faktor pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi yang
mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya manusia dan fisik, yang
selanjutnya akan berhasil meningkatkan kualitas sumber daya baru melalui
penemuan-penemuan baru, inovasi dan kemajuan teknologi.[1]
Dalam menganalisis usulan investasi perlu
diperhatikan bahwa terdapat kebijakan-kebijakan pemerintah dan diperlukan
pertimbangan khusus dalam mengevaluasi suatu investasi serta juga terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi investasi. Lebih jelasnya penulis paparkan
dalam bab pembahasan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, antara
lain:
1.
Apa pengertian dari investasi?
2.
Apa penjelasan tentang sifat investasi?
3.
Apa saja tipe usulan investasi?
4.
Apa saja jenis-jenis aliran kas dalam investasi?
5.
Apa perbedaan keuntungan akuntansi dan keuntungan
keuangan?
6.
Apa saja metode-metode penilaian investasi dan
bagaimana formulasinya?
7.
Adakah kelemahan dan kelebihan dalam metode-metode
penilaian investasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INVESTASI
Dalam arti sempit investasi didefinisikan sebagai
penanaman modal atau pembentukan modal. Menurut Mankiew (2000), baik rumah
tangga maupun perusahaan membeli barang-barang investasi. Perusahaan membeli
barang-barang investasi untuk menambah persediaan modal dan mengganti modal
yang ada yang telah habis dipakai. Rumah tangga membeli rumah baru juga
termasuk keputusan investasi.[2]
Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba
di masa yang akan datang.[3]
Lebih jelasnya, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset
finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real
assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang,
misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga
pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan
investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.[4]
B. SIFAT
INVESTASI
Ada tiga karakteristik utama dalam investasi jangka
panjang yang mesti dipahami seorang investor jika hendak melakukan investasi,
antara lain:[5]
1.
Investasi jangka panjang dapat menyangkut aktiva
yang dapat dan tidak dapat disusutkan seperti mesin atau tanah.
2.
Hasil yang diharapkan (expected return) dapat
diperoleh dari suatu investasi meliputi jangka waktu yang panjang sehingga
nilai waktu uang (time value of money) sangat penting untuk
diperhitungkan.
3.
Bagaimana menentukan rate of return minimal
untuk menghitung nilai waktu uang.
C. TIPE
USULAN INVESTASI
(Hampton, 1980:332) Usulan investasi dalam penganggaran
modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:[6]
1. Replacement (Penggantian)
Pemakaian aktiva tetap akan menyebabkan keausan atau
keusangan, dapat pula dengan adanya penemuan teknologi baru menyebabkan mesin
lama menjadi kuno. Oleh karena itu perlu dianggarkan dana guna penggantian
aktiva tetap tersebut.
2. Expansion (Perluasan)
Perusahaan-perusahaan yang berhasil akan mempertimbangkan
untuk menambah kapasitas produksinya, yaitu dengan menambah fasilitas
produksinya.
3. Diversification (Penganekaragaman)
Perusahaan akan menganekaragamankan produknya untuk
menghindari dari resiko kegagalan karena hanya memproduksi satu jenis
produk. Perusahaan ini akan membeli aktiva baru untuk membuat produk baru.
4. Research
and Development (Riset dan Pengembangan)
Guna kegiatan penelitian dan pengembangan produk, maka perlu
menyediakan peralatan yang diperlukan.
5. Miscellaneous
Usulan investasi yang secara langsung berorientasi pada tujuan
memperoleh profit dan tidak termasuk ke dalam ke-4 tujuan usulan investasi di atas,
dimasukkan kedalam penganggaran modal lain-lain. Perusahaan umumnya sering
menghadapi lebih dari satu usulan proyek investasi, tetapi karena perusahaan
mengalami keterbatasan dan budgeting constraint yang dimiliki maka
manajemen akan memutuskan untuk memilih satu atau beberapa usulan proyek. Dalam
cara menetapkan pemilihan usulan proyek investasi yang tersedia, manajemen
dapat menggunakan prosedur penyusunan peringkat (capital rationing)
yaitu prosedur penyusunan peringkat usulan proyek berdasarkan prioritasnya.
D. JENIS-JENIS
ALIRAN KAS DALAM INVESTASI
Keputusan investasi
yang dilakukan suatu perusahaan akan menentukan apakah suatu perusahaan
layak melakukan investasi atau tidak . Salah satu yang menjadi
pertimbangan adalah aliran kas keluar (outflow) yang akan dikeluarkan
perusahaan. Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi yaitu initial
casflow, operational chasflow, dan terminal cashflow.
1. Initial Cashflow (
Capital Outlays)
Intial cashflow
(capital outlays) merupakan aliran kas
yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan
investasi. Cashflow ini misalnya harga perolehan pembelian tanah,
pembangunan pabrik, pembelian mesin, perbaikan mesin dan invetasi aktiva tetap
lainnya. Jika melakukan investasi pembelian mesin pabrik maka yang termasuk capital
outlays atau cash outflow antara lain harga pembelian mesin, biaya
pasang percobaan, biaya balik nama (jika ada) dan biaya lain yang harus
dikeluarkan mesin tersebut sampai mesin tersebut siap dioperasikan.
2. Operational Cashflow
Operational cashflow merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi. Operational
cashflow ini berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Aliran kas operasi sering disebut
cash inflow (aliran kas masuk). Yang nantinya akan dibandingkan
dengan cash outflow untuk menutup investasi.
Operational
cashflow (cash inflow) ini biasanya diterima
setiap tahun selama umur ekonomis investasi yang berupa aliran kas masuk
bersih (disebut proceeds). Besarnya proceeds terdiri dari 2
sumber yaitu laba setelah pajak atau Earning After Tas (EAT) ditambah
depresiasi. Biaya depresiasi merupakan sumber kas masuk. Pada
saat terjadi biaya depresiasi perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang
berbentuk kas walaupun di laporan laba rugi besarnya menambah biaya
operasi. Karena di satu sisi menambah biaya padahal di sisi lain sebenarnya
tidak mengeluarkan uang kas maka sebenarnya ada kas yang terkumpul dan
diperlakukan sebagai kas masuk sebesar biaya depresiasi tersebut selama umur
aktiva. Dana yang terkumpul tersebut nantinya akan digunakan untuk
membeli aktiva kembali apabila aktiva yang didepresiasi tersebut telah habis
umur eknominya.
Dana yang digunakan
untuk investasi aktiva tetap dapat berasal dari modal sendiri dan atau modal
asing (hutang). Perbedaan sumber modal yang digunakan untuk investasi
tersebut mempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kas masuk) investasi
yang bersangkutan. Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proceeds bila menggunakan modal sendiri :
Proceeds = Laba bersih
setelah pajak + Depresiasi
|
b. Proceed bila menggunakan modal sendiri dan Hutang
Proceeds = Laba bersih
setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1 – Pajak )
|
3. Terminal Cashflow
Terminal cashflow merupakan aliran kas
masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya umur
ekonomis suatu proyek investasi. Terminal cashflow ini dapat diperoleh
pada akhir umur ekonomis suatu investasi juga dapat diperoleh dari nilai sisa
(residu) dari aktiva dan modal kerja yang digunakan untuk investasi.
Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya
yang dihitung dari nilai buku aktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai
residu ini sangat penting dalam perhitungan biaya depresi dan aliran kas
untuk perusahaan.
Modal kerja yang digunakan oleh perusahaan akan selalu berputar setiap periode
tertentu. Pada akhir umur ekonomis aktiva yang bersangkutan habis,
maka modal kerjanya tidak lagi terikat pada aktiva tersebut dan dapat digunakan
untuk kegiatan yang lain. Pada saat itulah modal kerja merupakan
modal aliran kas masuk. Karena terjadinya hanya pada akhir umur eknomis
saja, maka aliran yang berasal dari modal kerja termasuk dalam terminal
cashflow.[7]
E. PERBEDAAN
KEUNTUNGAN AKUNTANSI DAN KEUNTUNGAN KEUANGAN
Keuntungan
akuntansi yang di maksud adalah laporan pembukuan laba bersih dari hasil
operasi/non operasi setelah dikurangi pengeluaran pajak.
Keuangan yang dimaksud disini adalah aliran kas. Aliran kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut dapat di uraikan sebagai:
Aliran (arus) Kas = Δ EBIT – T (ΔEBIT) + Δ Depresiasi
Keuangan yang dimaksud disini adalah aliran kas. Aliran kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut dapat di uraikan sebagai:
Aliran (arus) Kas = Δ EBIT – T (ΔEBIT) + Δ Depresiasi
=
(I-T) Δ EBIT + Δ Depresiasi
= Δ
EAT + (I-T) Δ I + Δ Depresiasi
Dengan:
EBIT = Earning Before Interest & Taxes (Laba Sebelum Bunga &
Pajak)
EBIT = TR-TVC-TFC
EAT = Earning After Tax ( Laba Bersih Setelah Bunga & Pajak )
TR = Total Revenue/Penjualan
TVC = Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
TFC = Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost); termasuk biaya depresiasi
T = Tingkat pajak yang berlaku bagi perusahaan
Fokus dari manajemen keuangan dan analisis investasi
adalah kas, bukannya keuntungan akuntansi. Keuntungan akuntansi tidak selalu
berarti aliran kas. Sebagai contoh, penjualan sebagian barangkali merupakan
kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya tertentu, seperti
depresiasi, juga tidak melibatkan kas.[9]
F. METODE-METODE PENILAIAN INVESTASI
1. Metode
Accounting Rate of Return (ARR) dan Formulasinya
Metode ini menggunakan angka keuntungan menurut
akuntansi, dan dibandingkan dengan nilai rata-rata investasi. Metode ini
mengatakan bahwa semakin tinggi ARR, semakin menarik usulan investasi
tersebut. Tetapi berapa batas dikatakan menarik? Secara konsepsional belum ada
cara untuk menentukannya. Kelemahannya: (1) bagaimana menentukan tingkat
keuntungan (rate of return) yang dianggap layak, (2) konsep ini
menggunakan konsep laba akuntansi, dan bukan arus kas, dan (3) mengabaikan
nilai waktu uang.[10]
Penerimaan atau penolakan rencana investasi adalah
dengan membandingkan besarnya tarif ARR dengan standar (benchmark) yang
sudah ditentukan, misalnya dengan time-adjusted rate of return. [11]
Rumusnya:
ARR =
ARR =
|
Jika menyangkut proyek penghematan biaya, maka
rumusnya menjadi:
|
2. Metode
Payback Period (PP) dan Formulasinya
Metode ini menghitung berapa cepat investasi yang
dilakukan bisa kembali. Karena itu hasil penghitungannya dinyatakan dalam
satuan waktu (tahun atau bulan). Semakin pendek PP, semakin menarik
investasi tersebut. Namun jika ditanya berapa PP minimal, secara
konsepsional belum bisa dirumuskan.[12]
Ada juga definisi periode pengembalian (payback period) adalah jangka
waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui
penerimaan-penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Dengan
demikian, periode pengembalian kembali ini mengukur kecepatan kembalinya dana
investasi, bukan mengukur profitabilitas.[13]
Terdapat dua kategori rumus, yakni:[14]
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun
jumlahnya berbeda adalah:
Periode pengembalian = n + × 1 tahun
|
Keterangan simbol:
n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas masih
belum bisa menutup investasi mula-mula
a = jumlah investasi mula-mula
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah arus kas kumulatif pada tahun ke-n+1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun
jumlahnya sama adalah:
Periode pengembalian = × 1
tahun
|
Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika
periode pengembalian yang dihasilkan lebih cepat dari yang disyaratkan.
Sebaliknya, jika periode pengembalian yang dihasilkan lebih lama dari yang
disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak. Jika usulan proyek
investasi tersebut lebih dari satu, maka yang dipilih adalah usulan proyek
investasi yang menghasilkan periode pengembalian paling cepat.
3. Metode
Net Present Value (NPV) dan Formulasinya
Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang
sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang,
karena adanya faktor bunga. Metode NPV merupakan metode yang dipakai untuk
menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time
value of money) sehingga arus ks yang dipakai adalah arus kas yang telah
didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital) perusahaan atau
tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of
return-RRR).[15]
Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable) kalau investasi tersebut
bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dengan kata lain, kemakmuran pemodal
menjadi lebih besar setelah melakukan investasi. Pengertian ini konsisten
dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
Selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran
disebut sebagai Net Present Value (NPV). NPV yang positif menunjukkan
bahwa PV penerimaan ˃ PV pengeluaran.
Karena itu NPV yang positif berarti investasi yang diharapkan akan meningkatkan
kekayaan pemodal. Karenanya investasi tersebut dinilai menguntungkan. Dengan
demikian, maka decision rule kita adalah, “terima suatu usulan investasi yang
diharapkan memberikan NPV yang positif, dan tolak kalau memberikan NPV yang
negatif”.
Bagaimana kalau NPV = 0? Dalam prakteknya akan
sangat sulit untuk memperoleh hasil seperti itu, tetapi secara teoritis
dimungkinkan. Dalam keadaan tersebut kita harus mengingat apakah penentuan
tingkat bunga yang kita anggap relevan dalam penghitungan NPV telah
mempertimbangkan unsur risiko. Kalau sudah, investasi
tersebut juga seharusnya kita terima.
Dengan demikian penghitungan NPV memerlukan dua kegiatan
penting, yaitu (1) menaksir arus kas, dan (2) menentukan tingkat bunga yang
dipandang relevan.[16]
Rumusnya adalah sebagai berikut:[17]
NPV = + + + ... + – OI
|
Keterangan simbol:
CF1, CF2, CF3, CFn = arus kas tahun ke-1, 2, 3,
sampai ke-n
i =
biaya modal/tingkat suku bunga/RRR yang dicari, karena pada tingkat diskonto
inilah NPV akan menjadi nol
n =
umur proyek investasi
OI =
investasi awal (original investment)
Secara teoritis penggunaan NPV akan memberikan hasil
yang terbaik dalam penilaian profitaabilitas investasi. Di samping itu, NPV
menunjukkan tambahan kemakmuran riil yang diperoleh pemodal dengan mengambil
suatu proyek. Apabila kita kaitkan dengan tujuan normatif manajemen keuangan,
maka NPV konsisten dengan tujuan normatif tersebut[18].
4. Metode
Profitability Index (PI) dan Formulasinya
Metode ini merupakan perbandingan antara PV kas
masuk dengan PV kas keluar. Decision rule PI adakah “terima investasi yang
diharapkan memberikan PI ≥ 1,0”. Rumus PI:[19]
PI =
|
Atau disebut
perbandingan antara PV arus kas dengan investasi awal yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:[20]
PI =
|
Keterangan simbol:
CF =
arus kas
i =
RRR
OI =
investasi awal (original investment)
Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten
dengan metode NPV. Suatu investasi akan diterima jika indeks profitabilitasnya
lebih besar dari satu, dan sebaliknya akan ditolak jika indeks
profitabilitasnya lebih kecil dari satu. Apabila ada usulan proyek investasi
lebih dari satu bersifat mutually exclusive, maka yang diterima adalah
proyek investasi yang mempunyai PI terbesar.[21]
Adapun kelemahan metode PI yakni akan selalu
memberikan keputusan yang sama dengan NPV kalau dipergunakan untuk menilai
usulan investasi yang sama. Tetapi kalau dipergunakan untuk memilih proyek yang
mutually exclusive, metode PI bisa kontradiktif dengan NPV. Secara umum
sebenarnya kriteria NPV mengisyaratkan bahwa perusahaan seharusnya memilih
proyek-proyek yang memaksimumkan NPV.[22]
5. Metode
Internal Rate of Return (IRR) dan Formulasinya
Tingkat pengembalian internal (internal rate of
return-IRR) merupakan tingkat bunga yang menyamakan PV kas masuk dengan PV
kas keluar[23].
Decision rule metode ini adalah “terima investasi yang diharapkan
memberikan IRR ≥ tingkat bunga yang dipandang layak”[24].
Atau juga dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV
sama dengan nol, karena PV arus kas pada tingkat bunga tersebut sama dengan
investasi awalnya. Metode ini juga memperhitungkan nilai dan waktu dari uang,
sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya
modal/tingkat bunga/RRR.[25]
Rumusnya sebagai berikut:
NPV = 0 = + + + ... + – OI
|
Keterangan simbol:
CF1, CF2, CF3, CFn = arus kas tahun ke-1, 2, 3,
sampai ke-n
i =
biaya modal/tingkat suku bunga/RRR yang dicari, karena pada tingkat diskonto
inilah NPV akan menjadi nol
n =
umur proyek investasi
OI =
investasi awal (original investment)[26]
Langkah-langkah untuk menghitung IRR sebagai
berikut:[27]
a.
Hitung PV atas arus kas yang dihasilkan usulan
proyek investasi tersebut dengan menggunakan tingkat suku bunga yang dipilih
secara sembarang.
b.
Bandingkan hasil perhitungan poin a di atas dengan
nolai OI-nya:
1)
Jika hasilnya negatif, cobalah dengan suku bunga
yang lebih rendah.
2)
Jika hasilnya positif, cobalah dengan suku bunga yang
lebih tinggi.
c.
Lanjutkan langkah poin b di atas sampai PV-nya
mendekati OI (selisih PV dengan investasi awal = -1 dan +1)
NPV yang positif artinya dana yang diinvestasikan
dalam proyek investasi tersebut dapat menghasilkan PV arus kas masuk lebih tinggi
daripada PV investasi awal, sehingga IRR-nya lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya modal/tingkat suku bunga/RRR.
Suatu usulan proyek investasi diterima jika IRR-nya
lebih tinggi atau sama dengan biaya modal/tingkat suku bunga/RRR. Sebaliknya,
suatu usulan proyek investasi ditolak jika IRR-nya lebih rendah dari biaya
modal/tingkat suku bunga/RRR. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari
satu dan bersifat mutually exclusive, yang diterima adalah yang menghasilkan
IRR paling tinggi.[28]
NPV dan IRR berhubungan negatif (berlawanan), yaitu
apabila IRR mendekati nol, maka NPV akan mendekati maksimum. Sebaliknya,
apabila NPV mendekati nol, maka IRR akan mendekati maksimum. Pada umumnya NPV
dan IRR akan memberikan kesimpulan yang sama untuk menerima atau menolak suatu
usulan proyek investasi yang bersifat mutually exclusive. Hal ini disebabkan
karena semua nilai pada rumus penghitungan NPV dan IRR adalah sama, kecuali
untuk IRR dan i.[29]
NPV =
|
Kelemahan metode IRR, antara lain:[30]
a.
bahwa i yang dihitung akan merupakan angka
yang sama untuk setiap tahun usia ekonomis. Metode IRR tidak memungkinkan menghitung
IRR yang (mungkin) berbeda tiap tahunnya. Padahal secara teoritis dimungkinkan
terjadi tingkat bunga berbeda tiap tahun.
b.
bisa diperoleh i yang lebih dari satu angka (multiple
IRR).
c.
pada saat perusahaan harus memilih proyek yang
bersifat mutually exclusive (artinya pilihan yang satu meniadakan
pilihan lainnya). Dalam situasi mutually exclusive kita mungkin salah
memilih proyek kalau kita menggunakan kriteria IRR. Penggunaan IRR akan tepat
kalau dipergunakan incremental IRR.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat
ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya
investasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial
assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Ada tiga
karakteristik utama dalam investasi jangka panjang yang mesti dipahami seorang
investor jika hendak melakukan investasi, antara lain: (1) Investasi jangka panjang
dapat menyangkut aktiva yang dapat dan tidak dapat disusutkan seperti mesin
atau tanah; (2) Hasil yang diharapkan (expected return) dapat diperoleh dari suatu
investasi meliputi jangka waktu yang panjang sehingga nilai waktu uang (time
value of money) sangat penting untuk diperhitungkan; dan (3) Bagaimana menentukan rate of return
minimal untuk menghitung nilai waktu uang.
(Hampton, 1980:332) mengklasifikasikan tipe usulan investasi sebagai berikut: Replacement (Penggantian), Expansion (Perluasan), Diversification
(Penganekaragaman), Research and Development (Riset dan Pengembangan),
dan Miscellaneous. Adapun jenis aliran kas dalam investasi adalah
sebagai berikut: Initial Cashflow ( Capital Outlays), Operational Cashflow,
dan Terminal Cashflow.
Keuntungan akuntansi dan
keuangan memiliki perbedaan. Keuntungan akuntansi yang di maksud adalah laporan pembukuan laba bersih
dari hasil operasi/non operasi setelah dikurangi pengeluaran pajak. Keuangan yang dimaksud disini adalah
aliran kas. Aliran kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai
arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan.
Adapun juga metode penilaian
investasi. Terdapat 5 metode penilaian investasi: (1) Metode Accounting Rate of Return (ARR); (2) Metode Payback Period (PP); (3) Metode Net Present Value (NPV); (4) Metode Profitability Index (PI); dan (5) Metode Internal Rate of Return (IRR).
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Dr. Suad
Husnan, MBA, Dra. Enny Pudjiastuti, MBA, Akt., Seri Penuntun Belajar
Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi I, Cetakan I, Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, 1994
Drs. Abdul
Halim, MM, Ak, Analisis Investasi, Edisi II, Jakarta: Salemba Empat, 2005
Drs. Bambang
Hariadi, M.Ec., Akt., Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang, Edisi I,
Yogyakarta: BPFE, 2002
Erni Umi
Hasanah, SE, M.Si., Drs. Danang Sunyoto, SH, MM, Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro (Teori & Soal), Yogyakarta: CAPS, 2013
Sunarto, SE,
MM, Akuntansi Manajemen, Edisi II, Yogyakarta: AMUS, 2004
Website:
E-learning FE UMY. Analisis Usulan Investasi.
Lihat di http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CGIQFjAJ&url=http%3A%2F%2Flearning.fe.umy.ac.id%2Fpluginfile.php%3Ffile%3D%252F10103%252Fmod_resource%252Fcontent%252F0%252FT7_BAB_06.Analisis_usulan_Investasi.ppt&ei=OpNdU9KKN4HTrQfYyoG4BQ&usg=AFQjCNGUKbc-b3YQcpQsI7BAoLtN0I4dPg&bvm=bv.65397613,d.bmk diakses tanggal 28 April 2014
Nurdinmappa, Kebijakan
Invetasi, 2011. Lihat
di http://im3unismuh.wordpress.com/2011/07/31/kebijakan-investasi/ diakses tanggal 23 April
2014
Tiara Lenggogeni, Manajemen Keuangan Perusahaan,
2010. Lihat di http://tiaralenggogeni.wordpress.com/2010/12/17/manajemen-keuangan-perusahaan/ diakses tanggal 28 April 2014
Tito Sianturi, Usulan Investasi dan Evaluasi
Proyek, 2010. Lihat di http://imsuresuccess.blogspot.com/p/usulan-investasi-dan-evaluasi-proyek.html diakses tanggal 23 April 2014
[1] Erni Umi
Hasanah, SE, M.Si., Drs. Danang Sunyoto, SH, MM, Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro (Teori & Soal), Yogyakarta: CAPS, 2013, hlm. 55
[4] Drs. Abdul
Halim, MM, Ak, Analisis Investasi, Edisi II, Jakarta: Salemba Empat,
2005, hlm.4
[5] Drs. Bambang
Hariadi, M.Ec., Akt., Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang, Edisi I,
Yogyakarta: BPFE, 2002, hlm. 596-597
[6] Tito Sianturi, Usulan Investasi dan Evaluasi
Proyek, 2010. Lihat di http://imsuresuccess.blogspot.com/p/usulan-investasi-dan-evaluasi-proyek.html diakses tanggal 23 April 2014
[7] Nurdinmappa, Kebijakan Invetasi, 2011. Lihat di http://im3unismuh.wordpress.com/2011/07/31/kebijakan-investasi/ diakses tanggal 23 April 2014
[8] Tiara Lenggogeni, Manajemen Keuangan Perusahaan,
2010. Lihat di http://tiaralenggogeni.wordpress.com/2010/12/17/manajemen-keuangan-perusahaan/ diakses tanggal 28 April 2014
[9] E-learning FE UMY. Analisis Usulan Investasi.
Lihat di http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CGIQFjAJ&url=http%3A%2F%2Flearning.fe.umy.ac.id%2Fpluginfile.php%3Ffile%3D%252F10103%252Fmod_resource%252Fcontent%252F0%252FT7_BAB_06.Analisis_usulan_Investasi.ppt&ei=OpNdU9KKN4HTrQfYyoG4BQ&usg=AFQjCNGUKbc-b3YQcpQsI7BAoLtN0I4dPg&bvm=bv.65397613,d.bmk diakses tanggal 28 April 2014
[10] Dr. Suad
Husnan, MBA, Dra. Enny Pudjiastuti, MBA, Akt., Seri Penuntun Belajar
Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi I, Cetakan I, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1994, hlm.108-109
[13]Drs. Abdul
Halim, MM, Ak, Op. Cit., hlm.144
[28] Ibid., hlm.152
Tidak ada komentar:
Posting Komentar