jam berapa yahhh? :O

Kamis, 05 Desember 2013

Makalah Teori Manajemen

MAKALAH
TEORI MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak bersosialisasi utamanya tentang manajemen. Salah satu contoh kecil yaitu saat mengerjakan tugas dan menyelesaikannya menjadi sebuah karya agar dapat dinikmati manusia.
Pada masa sekarang ini, manusia semakin saling membutuhkan satu dengan lainnya dalam berteman, berorganisasi, bisnis, pemerintahan hingga masalah-masalah yang lain. Dalam aktivitas ini tentunya membutuhkan manajemen, dan manajemen harus jeli dalam menentukan porsi tugas masing-masing individu yang bergelut dalam masing-masing masalah ini.
Namun, sebelumnya kita harus lebih dulu mengetahui dan memahami teori manajemen dan apa yang ada di dalam teori manajemen. Sehingga penulisan makalah ini insyaallah dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut.


B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian manajemen ilmiah ? Berikut penjelasannya.
2.         Apa penjelasan dari administrasi umum?
3.         Pendekatan kuantitatif mencakup apa saja ?
4.         Apa itu perilaku organisasi?
5.         Pendekatan sistem mencakup apa saja?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis bertujuan untuk mengetahui teori manajemen beserta apa yang ada dalam pembahasannya.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah atau dalam bahasa inggris disebut scientific management pertama kali lahir pada tahun 1911, karena pada tahun ini Frederick Winslow Taylor menerbitkan Principles of Scientific Management. Buku ini menggambarkan teori manajemen ilmiah dalam penggunaan metode ilmiah untuk merumuskan “satu-satunya cara terbaik” untuk menyelesaikan pekerjaan.[1]
Ide tentang penggunaan metode ilmiah ini muncul ketika Taylor kurang puas atas hasil pekerjaan para pekerjanya yang tidak efisien. Ketidakefisienan para pekerjanya itu muncul karena satu pekerja menyelesaikan suatu pekerjaan yang sama dari awal hingga akhir dengan teknik yang berbeda. Bisa dibilang tak ada standar kerja di perusahaannya. Kemudian Taylor mengoreksi keadaan tersebut selama bertahun-tahun untuk akhirnya mencapai teknik yang paling baik dalam sistem kerja di perusahaannya.
Melihat kondisi tersebut, maka dapat ditanggulangi dengan pedoman Taylor sebagai berikut :
1.         Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan;
2.         Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut;
3.         Bekerjasamalah dengan cara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi;
4.         Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja.[2]


Ada juga beberapa metode untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan menggunakan prinsip pengaruh motivasi dari seorang manajer. Yakni sebagai berikut :
1.         Buatlah pekerjaan itu menarik,
2.         Perlihatkanlah ganjaran-ganjaran dengan pelaksanaan,
3.         Adakanlah ganjaran-ganjaran yang dihargai,
4.         Perlakukanlah pegawai sebagai perorangan-perorangan,
5.         Doronglah partisipasi dan koperasi,
6.         Adakanlah umpan balik yang tepat dan pada waktunya.[3]
Dengan menggunakan pedoman dan metode tersebut tadi, maka pola pikir manajemen modern siap tertata dan pola pikir manajemen pada masa sebelum berkembang mulai terganti. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaannya, maka sejak saat pemikiran itu manajemenlah yang memilihkan dan melatih pekerja. Dengan kata lain, pekerja sudah ditempatkan sesuai dengan keahliannya.
B.       Teori Administrasi Umum
Pandangan pokok tentang pembahasan manajemen yang memusatkan pada perhatian organisasi secara keseluruhan disebut teori administrasi umum.
Ahli teori administrasi umum terkemuka yaitu sebagai berikut :
1.         Hanry Fayol
Hanry Fayol menggambarkan bahwa manajemen sebagai serangkaian fungsi universal yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengoordinasian dan pengendalian.
Fayol menggambarkan praktik manajemen sebagai sesuatu yang berbeda dengan akuntansi, keuangan, produksi, distribusi, fungsi bisnis dan lain-lain. Ia mempunyai kepercayaan bahwa manajemen merupakan kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis, pemerintahan bahkan rumah tangga. Sehingga, Ia membuat 14  prinsip ;
a.         Pembagian Kerja
Membagi karyawan sesuai keahliannya sehingga mendapatkan hasil yang efisien.
b.        Wewenang
Bahwa manajer berwenang memberi perintah dan karyawan berwenang mendapat haknya.
c.         Disiplin
Karyawan harus mentaati dan menghormati peraturan dalam organisasi.
d.        Kesatuan Komando
Karyawan harus menerima perintah dari satu atasan saja.
e.         Kesatuan Arah
Manajer serta karyawan harus memiliki satu tujuan yang sama dalam organisasi.
f.         Mengesampingkan Kepentingan Individu dan Mengedepankan Kepentingan Umum
g.        Balas Jasa
Para pekerja berhak atas upah.
h.        Sentralisasi

i.          Rantai Saklar
Garis wewenang dari pimpinan tertinggi sampai jajaran paling bawah.
j.          Tatanan
Manusia dan barang-barang harus berada di tempat pada waktu yang tepat.
k.        Kesamaan
Manajer harus bersikap adil pada karyawan.
l.          Stabilitas Personal
Hal ini dilakukan agar tidak ada kekosongan jabatan.
m.      Inisiatif
Karyawan diberi kebebasan untuk berkreasi.
n.        Semangat Korp
Meningkatkan semangat bekerjasama.
          Dari pemaparan Henry Fayol dapat disimpulkan bahwa organisasi akan terbentuk apabila adanya manusia (kelompok), kerjasama, kegiatan, proses, usaha bimbingan, adanya pemimpin dan pengawasan dengan satu tujuan yang sama.
2.         Max Wiber
Max Wiber menulis pada awal 1900-an ia mengembangkan sebuah teori struktur wewenang dan hubungannya.
Wiber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut birokrasi. Wiber menyadari bahwa birokrasi ideal itu tidak ada dalam realita yang dimaksudkan sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan itu dapat dilakukan dalam kelompok yang besar.
Birokrasi ideal menurut Wiber harus memiliki :
a.         Pembagian kerja
b.        Hierki wewenang
c.         Seleksi formal
d.        Peraturan dan ketetapan formal
e.         Impersonalitas
f.         Orientasi karir

Oleh karena itu, dalam teori Max Wiber ini menggunakan landasan teori bahwa pekerjaan dapat dilakukan apabila ada kelompok besar dan kelompok itu disebut birokrasi.[4]

C.      Pendekatan Kuantitatif
Sejarah terbentuknya pendekatan kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak perang dunia kedua. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk tim riset operasi (Research Operation) yang di pimpin oleh PMS Blackett. Tim tersebut terdiri dari ahli matematika, fisika dan ilmuwan lainnya. Ketika perang itu selesai, model tersebut diaplikasikan ke industri. Setelah diaplikasikan ternyata berkembang sangat pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks.  Kepesatan itu dikarenakan berkembangnya teknologi (komputer) yang membantu kinerja pendekatan kuantitatif.[5]
Definisi dari pendekatan kuantitatif adalah pendekatan manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah.
Dalam memecahkan masalah, manajemen kuantitatif memerlukan proses, yaitu:
1.    Pengamatan
2.    Definisi masalah
3.    Pembuatan model
4.    Solusi
5.    Pelaksanaan
Keuntungan dari pendekatan kuantitatif adalah:
1.    Dapat digunanakan untuk perencanaan dan pengendalian suatu proyek
2.    Dengan menggunakan matematika persoalan yang komplek dapat disederhanakan
Sedangkan kelemahannya adalah:
1.    Banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh banyak orang termasuk manajer
2.    Tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi manusia dalam organisasi

D.      Manajemen Perilaku Organisasi
Manajemen perilaku organisasi atau bisa disebut dengan Management of Organizational Behavior adalah salah satu dari teori manajemen.
Perilaku organisasi adalah suatu tingkah laku atau suatu aktivitas dalam sebuah organisasi yang menyangkut suatu tujuan tertentu.
Dalam perilaku organisasi sebagaimana suatu disiplin ilmu mengenai individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya, Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan organisasi untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas dan pekerjaan bisa dijalankan.
1.    Prinsip Dasar Perilaku Organisasi
a.    Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).
b.    Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
c.    Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
d.   Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
2.    Gagasan Perilaku
a.    Unsur manusia merupakan faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
b.    Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
c.    Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
d.   Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan ketertiban karyawan.
e.    Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.[6]
E.       Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem memberi manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan system adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.[7]
Suatu sistem terdiri dari elemen-elemen yang berhubungandan bergantung satu dengan yang lain. Tetapi bila berbagai elemen tersebut berinteraksi, maka akan membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Menurut definisi, hampir setiap fenomena dapat dianalisa dan disajikan dari sudut pandangan-pandangan sistem-sistem biologis, fisik, ekonomi dan sosial budaya.
Sebagai suatu pendekatan manajemen, sistem mencakup baik sistem-sistem umum maupun khusus dan analisis tertutup maupun terbuka.1 Pendekatan sistem umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis. Sedangkan analisis sistem manajemen spesifik meliputi bidang-bidang seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi serta mekanisme-mekanisme perencanaan dan pengawasan.
Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka dengan dasar analisa konsepsional dan didasarkan pada data empirik serta sifatnya sintesis dan integratif. Sistem terbuka pada hakikatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran transformasi terdiri dari aliran informasi dan sumber daya. Keluaran dari organisasi merupakan masukan bagi lingkungannya dan sebaiknya keluaran dari lingkungan adalah masukan bagi suatu organisasi.[8]
Dengan kata lain, pendekatan sistem dalam suatu organisasi manajemen didasari oleh analisa konsepsional yang mendasar yang mungkin pada hakikatnya termasuk kategori pendekatan sistem modern.















BAB III
PENUTUP

Dengan ini dapat kami simpulkan bersama bahwa teori manajemen memiliki beberapa cakupan antara lain yaitu, Manajemen Ilmiah yang ditemukan Taylor yang merupakan satu-satunya cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan, Teori Administrasi Umum yang menjelaskan tentang prinsip administrasi umum dari Fayol dan birokrasi ideal dariWeber, Pendekatan Kuantitatif, Manajemen Perilaku Organisasi serta Pendekatan Sistem.
Demikianlah makalah ini kami tulis sebagai syarat untuk mencapai nilai terbaik dalam mata kuliah Pengantar Manajemen. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya serta dapat digunakan sebaik mungkin bagi generasi selanjutnya . Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca atas isi dari makalah ini agar kami bisa menulis dengan lebih baik lagi dimasa yang akan datang , sebab pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan wassalam .

DAFTAR PUSTAKA

George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen (Bumi Aksara: Jakarta)
Karebet Gunawan, MM, Pengantar Manajemen STAIN KUDUS
T. Hani Handoko, MBA, Manajemen (Edisi 2; Yogyakarta: BPFE, 1984)
Stephen P. Robbins, Mary Coulter, Manajemen (PT. Indeks, edisi 2009)




[1] Stephen P. Robbins, Mary Coulter, Manajemen (PT. Indeks, edisi 2009), h.32.
[2] Stephen P. Robbins, Mary Coulter, Manajemen (PT. Indeks, edisi 2009), h.33.
[3] George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen (Bumi Aksara: Jakarta), h.177.
[4] Stephen P. Robbins, Mary Coulter, Manajemen (PT. Indeks, edisi 2009), h.34-36.
[5] Karebet Gunawan, MM, Pengantar Manajemen STAIN KUDUS, h.34.
[6] T. Hani Handoko, MBA, Manajemen (Edisi 2; Yogyakarta: BPFE, 1984), h. 53.
[7] T. Hani Handoko, MBA, Manajemen (Edisi 2; Yogyakarta: BPFE, 1984), h. 55-57.
[8] T. Hani Handoko, MBA, Manajemen (Edisi 2; Yogyakarta: BPFE, 1984), h. 55-57.